Persiapan Ilmu Untuk Muslimah Ketika Akan Menikah

Assalamualaikum Wr Wb..

Akhir-akhir banyak sekali dibulan november ini yang menikah, yah kalau kata orang jakarta bilang, bulan november ini musim kawin. hehehe. Saya banyak menerima undangan dari temen-temen saya, Ada yang hadir dan ada juga saya yang tidak dapat hadir dengan kesibukan saya, saya sibuk apa sih…hehehe. Wong cuma ibu rumah tangga aja, ternyata pekerjaan sebagai ibu rumah tangga jauh lebih banyak dibandingkan yang kerja diluar, terlebih saya juga nyambi jualan. Yah walaupun kecil-kecilan sih. hehe..Tapi balik lagi ke topik yah. Saya dahulu sebelum menikah,  saya  punya hobi membaca buku, apa saja. Yah kalau buku kuliah sih terpaksa harus saya baca, apalagi kalau besok ujian. Pasti saya langsung sks ( sistem kebut sehari) haha.. ups maaf ya jangan ditiru yah.

nikah

Detik-detik sebelum menikah, yah tepatnya 1 bulan sebelum menikah, saya memburu beberapa buku mengenai pernikahan. Saya ingat sekali, buku yang saya baca karya Fauzil Adhim, “Kupinang kau dengan Hamdallah”, ” Mencapai Penikahan Barakah”, Mungkin jika ada yang tau dengan Muhammad Haekal Karibun Siregar.  Anaknya ibu Pipet Senja. Beliau menulis sebuah buku yang berjudul, “Nikah Dini Keren jilid 1 dan 2″, Saya membeli nya ini ketika kuliah semester 6. Yah awalnya iseng beberapa temen saya sudah banyak yang menikah, terutama kakak kelas angkatan saya. Dari situ saya membeli buku Haekal,  Pada mula nya  saya penasaran dengan judulnya saja. Nikah Dini kok keren sih, dari sisi mana nya dianggap keren. Setelah saya baca dari buku jilid satu dan dua ternyata menurut saya memang bener-bener keren. Dan ini saya tidak bohong yah, sungguh keren, kenapa?  Ini bukan cerita khayalan, dibuku itu ditulis karya asli sipenulis dan kehidupan nyata yang dialami oleh Bang ekal, begitu saya menyebutnya. Walaupun saya tidak kenal secara langsung, biar keliatan deket gitu..hehehe. Semoga suami saya tidak cemburu ya. hahaha. Saya bermaksud agar saya suatu saat ketika sudah menikah dan alhamdulilah sudah menikah..hehehe. Paling tidak diri saya yang bodoh ini bisa belajar dari pengalaman orang lain, dan saya tidak tersesat dengan panduan Alquran dan As sunah. Masa iya panduannya tivi apalagi infotaiment.. hehe.

Oke, kali kenapa saya bahas panjang lebar tentang buku, yups ini buku berkaitan dengan ilmu. Ada satu ayat dalam Alquran yaitu di surat ( QS: Al Mujadalah : 11) nanti dibuka juga ya Al qurannya, bener atau ga ya.

Allah SWT berfirman , ” Allah SWT mengangkat derajat orang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Dalam ayat lain pun ada juga

QS az – Zumar ayat 9 : ” Katakanlah, Apakah dapat disamakan orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.”

Maka, jika ada seorang muslimah yang menguasai ilmu tentang pernikahan dan berumah tangga, sedangkan yang tidak, bisakah disamakan? Tentu saja tidak. Allah akan mengangkat derajat orang yang mengetahui dengan menjadikannya lebih mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga ia dapat menempuh jalan yang benar. Itulah fungsinya ilmu. Sebagai penuntun beramal. Oke, mungkin diantara kita tau yah bahwa kedudukan rumah tangga adalah separo diin. Coba bayangkan separo diin itu jika ditempuh tanpa pengetahuan yang memadai? Karena rumah tangga itu rumit dan kompleks, maaf sekali lagi tidak bermaksud menakut-nakut bagi yang belum menikah. Tapi biar tidak takut dan khawatir oleh karena itu dibutuhkan ilmu tadi agar tidak tersesat. Makanya sebaiknya sedini mungkin kita sebagai muslimah yang baik mempersiapkan ilmu tadi.  Mulai dari tatacara membentuk keluarga ( menikah), hak dan kewajiban suami, hak dan kewajiban istri, hak dan kewajiban anak, pengasuhan anak, etika berjimak, hingga bagaimana mengelola perbedaan karakter yang muncul antara kita dengan pasangan.

Yups, kita sama-sama belajar ya, saya pun hingga detik ini masih belajar bagaimana memahami karakter pasangan saya, terlebih saya dan suami mengenal nya belum terlalu dekat. Yups kami tidak melalui proses pacaran, awalnya kami hanya berteman biasa saja. Mirip lagu zaman dulu ya. hehee. Dari awal bertemu saya sudah tidak ingin pacaran. Saya dari zaman sd, hingga saya kuliah memang berusaha menjadi diri agar tidak pacaran, yah biasalah. Saya banyak dengar cerita orang- orang, temen, sahabat, dan saudara, kesannya saya ini tong sampah yah, tempat curhat banyak orang soal pacaran, padahal saya sendiri bukan pelakunya. hahaha. Saya banyak mendengar  yang curhat kesaya rata-rata aktivitasnya sungguh seram menurut saya waktu itu, maklum blm cukup umur. hahaha.. ngeles karena ga laku yah…hahaha. ups.. Tapi ada juga yang aktivitas pacarannya normal-normal saja, ga serem yang saya denger. Yah contohnya  biasanya cuma jemput-jemputan pulang sekolah atau kuliah. Oke semoga semua sedikit tentang  pengalaman saya bisa menjadi inspirasi kamuh-kamuh yah. Maafkan diri saya yang hina ini yah.  Sekali lagi saya tidak bermaksud untuk menggurui temen-temen semua ya. Semoga kita bisa sama-sama belajar ya.

Salam Hangat

Anita

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *