Apakah Pantas Seorang Muslimah Menjadi Fans Berat dari Artis Idolanya?

 

664xauto-peluk-bintang-k-pop-sejumlah-fans-terancam-dibui-150115k

Assalamualaikum WrWb….

Apakabar semua muslimah? Semoga kabar baik semua yah dan senantiasa nikmat Islam selalu tertanam dalam diri kita. Saya pernah membaca sebuah berita dalam suatu tabloid.  Saya membacanya sekilas saja, ada yang meninggal dalam mengikuti sebuah konser anu dan itu, banyak juga apabila bertemu artis idola nya maka wanita-wanita diluar sana apalagi berhijab teriak-teriak sampai lupa diri. Dan banyak saya temui juga seorang muslimah berjilbab, ngefans dengan artis idola sampai peluk cium, teriak-teriak, mengejar-ngejar sang idola.  Bukankah yang bukan muhrim tidak boleh mendekat walaupun kita ngefans. Apalagi jika sampai memeluk sang idola yang bukan muhrimnya. Maka dari itu saya ingin sekali mengangkat judul diatas, sebagai bahan renungan  buat kita semua. Saya pun sedang berproses dalam menuju kebaikan, dan alangkah  baiknya jika proses menuju  kebaikan. Saya ingin mengajak para pembaca saya ikut merenungi hal ini. Seorang teman saya pernah berkata kepada saya seperti ini, ” jika ada yang mengira bahwa ada yang lebih berhak dicintainya selain Allah SWT, berarti dia belum mengenal Allah SWT”. Saya kira ada benarnya ucapan teman saya itu. Jika mecintai Allah SWT dan rasul nya jelas kita tidak akan melakukan yang tidak diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul nya. Apakah Allah SWT tidak cemburu bila melihat seorang muslimah memeluk sang idola dengan eratnya yang jelas-jelas bukan muhrimnya? Pasti Allah SWT akan cemburu, mengapa mencintai lebih besar dibanding Allah SWT. Jleb dan ini kata-kata menohok untuk saya juga yang masih belajar. Berikut ini saya tampilkan video tentang yang maksud td yah:

Menurut saya, acara lupa diri itu dilengkapi dengan aksi menangis serta peluk bahkan terkadang sampai pingsan. Lebih dari itu terkadang beberapa diantara nya harus rela melepaskan nyawa nya satu-satu demi artis yang diidolakannya. Sungguh kematian yang amat tragis, terinjak-injak saat mengikuti konser. Dalam hal histeria, tampaknya seorang wanita agaknya jauh lebih ganas daripada laki-laki. Parahnya, kasus ngefans ini terlanjur dianggap hal yang biasa atau lumrah, wajar oleh budaya sekarang. Bahkan dapat menjadi suatu keharusan jika tidak ingin dianggap ketinggalan zaman. Namun yang menjadi masalah adalah ketika seorang “akhwat” yang ikut-ikut ngefans dengan artis idola nya, tiba-tiba mendadak menjadi kecentilan. Turut serta menjerit, menguber-uber dan menangis syahdu…Gimana coba?

Mereka para “akhwat” yang dipandang sebagai representasi ideal seorang muslimah ikut terkontaminasi virus pink  alias cinta ..hehehe. Lantas dimanakah keteguhan azzam yang selama ini terpancang didada? Tonggak istiqomah yang sejauh ini kukuh menghadang gelombang perjuangan, akhirnya harus terkulai oleh tamparan kekaguman. Sedihnya jika kekaguman itu lepas dari nilai-nilai idealis sebagai pengusung kebenaran. Sisi jasmani seperti ketampanan, kemerduan, kerapian, atau kemapanan akhirnya akan jadi target utama. Padahal sebelumnya kriteria saleh, mental yang baik, kepintaran atau ketawadhu’an  akan tersingkir dari kriteria awal.

Penyimpangan yang paling sering dalam setiap konser adalah ikhtilat (campur baur). Juga timbulnya rasa spesial penonton atau fans lawan jenis kepada personel tim maupun sebaliknya.
Saya jadi teringat sebuah ayat Annuur ayat 31 :
” Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi merekaperbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak dari mereka.”( Q.S An Nuur:31)
Pada akhir dapat disimpulkan “akhwat” juga manusia biasa dan perempuan biasa yang juga punya rasa. Kekaguman merupakan anugerah yang mustahil dihilangkan seketika. Terkadang kita membutuhkan sesuatu yang dipuja. Kemana kah sebaiknya idola hendak dicari?
Manusia memang membutuhkan suri tauladan yang layak diidolakan. Dan Posisi Rasulullah Saw dan beserta sahabat nya serta orang-orang yang soleh masih belum pantas disingkirkan. Secara jasmani memang tak nampak, namun kepribadian unggulan mereka dapat kita tiru. Kita tak perlu repot menjiplak tampilan fisik, tapi sibukkanlah diri menyalin keindahan akhlaknya.
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah SWT, kedatangan hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah SWT.” ( Q.S Al-Ahzab : 21)
Ada alasan lain yang paling penting yang membuat Nabi Muhammad Saw belum tergoyahkan sebagai idola utama. Beliau satu-satunya manusia yang tingkah lakunya senantiasa diawasi dan dibimbing langsung oleh Allah SWT. Sehingga kesempurnaan kepribadian melekat pada dirinya.

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *